KEGUNAAN SUMBER INFORMASI
GEOGRAFIS
DALAM PERIKANAN DAN KELAUTAN
Dosen Penanggung
Jawab :
Rusdi Leidonald, SP, M.Sc
Oleh :
Tantri Ayu Syahfitri
100302046
LABORATORIUM
SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA PERAIRAN
MANAJEMEN
SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak awal tahun 1995-an, sistem informasi geografis berkembang demikian
pesat. Pada bidang aplikasi pengelolaan sumberdaya lama, trend evolusi,
adaptasi dan perubahan SIG tetap berlanjut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
pemakai. Pada awalnya perangkat lunak SIG maupun penginderaan jauh hanya
dirancang menggunakan format data tertentu, misalnya hanya menggunakan struktur
data raster atau vektor. Sejalan dengan kemanjuan teknologi, dan semakin
banyaknya perangkat lunak SIG baik untuk penelitian maupun pengerjaan proyek
berskala besar, perangkat lunak yang ada saat ini sudah mulai mempunyai
kemampuan untuk mengolah atau menganalisis data vektor dan data raster
sekaligus. Dari sejumlah perangkat lunak yang tersedia di pasaran, beberapa
diantaranya dapat membaca format-format yang dikeluarkan oleh perangkat lunak
lainnya (Loppies, 2010).
Sistem Informasi
Geografis (SIG) / Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem
informasi berbasis komputer, yang digunakan untuk memproses data spasial yang
bergeoreferensi (berupa detail, fakta, kondisi, dsb) yang disimpan dalam suatu
basis data dan berhubungan dengan persoalan serta keadaan dunia nyata (real
world). Manfaat SIG secara umum memberikan informasi yang mendekati kondisi
dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan perencanaan strategis (Anonymous,
2008).
Tujuan
Tujuan dilakukannya pembuatan aplikasi SIG dalam bidang
kelautan dan perikanan :
1.
Mengetahui ikan di laut berada dan kapan bisa ditangkap
2.
Jumlah yang berlimpah merupakan pertanyaan yang sangat biasa didengar.
3. Meminimalisir usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat ikan, disisi biaya BBM yang besar, waktu dan tenaga nelayan.
3. Meminimalisir usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat ikan, disisi biaya BBM yang besar, waktu dan tenaga nelayan.
4.
Mengetahui area dimana ikan bisa tertangkap dalam jumlah yang besar.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Informasi Geografis
Dilihat
dari definisinya, SIG adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen
yang tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Memiliki perangkat keras komputer
beserta dengan perangkat lunaknya belum berarti bahwa kita sudah memiliki SIG
apabila data geografis dan sumber daya manusia yang mengoperasikannya belum
ada. Sebagaimana sistem komputer pada umumnya, SIG hanyalah sebuah ‘alat’ yang
mempunyai kemampuan khusus. Kemampuan sumberdaya manusia untuk memformulasikan
persoalan dan menganalisa hasil akhir sangat berperan dalam keberhasilan sistem
SIG (Anonymous, 2010).
2.2 Global
Positioning System (GPS)
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit
navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat.
Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta
informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung
waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak
digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut
informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS
dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa
millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter (Anonymous, 2010).
Pada
dasarnya penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak secara
bersama-sama ke beberapa satelit (yang koordinatnya telah diketahui) sekaligus.
Untuk menentukan koordniat suatu titik di bumi, receiver setidaknya membutuhkan
4 satelit yang dapat ditangkap sinyalnya dengan baik. Secara default posisi atau koordinat yang
diperoleh bereferensi ke global datum yaitu World Geodetic System 1984 atau
yang disingkat WGS’84. Secara garis besar penentuan posisi dengan GPS ini
dibagui menjadi dua metode yaitu metode absolut dan metode relatif.
- Metode absolut atau juga dikenal sebagai point positioning menentukan posisi hanya berdasarkan pada 1 pesawat penerima (receiver) saja. Ketelitian posisi dalam beberapa meter (tidak berketelitian tinggi) dan umumnya hanya diperuntukkan bagi keperluan navigasi.
- Metode relative atau sering disebut differential positioning menentukan posisi dengan menggunakan lebih dari sebuah receiver. Satu GPS dipasang pada lokasi tertentu dimuka bumi dan secara terus menerus menerima sinyal dari satelit dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai referensi bagi yang lainnya. Metode ini menghasilkan posisi berketelitian tinggi (umumnya kurang dari 1 meter) dan diaplikasikan untuk keperluan survei geodesi ataupun pemetaan yang memerlukan ketelitian tinggi (Winardi, 2010).
2.3 Citra Satelit
Citra Satelit merupakan
suatu gambaran permukaan bumi yang direkam
oleh sensor (kamera) pada satelit pengideraan jauh yang
mengorbit bumi, dalam bentuk image (gambar) secara digital. Saat ini dunia terutama negara-negara maju
telah memanfaatkan citra satelit secara luas sebagai sumber dasar bagi proses
analisa dan kajian di berbagai bidang aplikasi, mulai sumber daya alam,
lingkungan, kependudukan sampai pada bidang pertahanan (militer). Di Indonesia
penerapan teknologi penginderaan jauh ini, juga telah dilakukan, tetapi masih
belum maksimal dan menyeluruh, baru secara parsial pada bidang-bidang tertentu
saja. Hal ini disebabkan salah satunya oleh keterbatasan atau keterlambatan
informasi dan kemampuan sumber daya manusia serta pendanaan yang belum
sepenuhnya bisa mengimbangi perkembangan teknologi tersebut (Muhammad, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
di lingkungan :
-
suhu permukaan laut (SST),
-
tingkat konsentrasi klorofil-a,
-
perbedaan tinggi permukaan laut,
-
arah dan kecepatan arus dan tingkat
produktifitas primer (Abi, 2011).
2.4 Aplikasi Sistem Informasi
Geografis di Bidang Perikanan dan Kelautan
Pentingnya solusi yang
terintegrasi berupa e-Ocean Fisheries Government, yakni berupa sistem informasi
tentang kelautan dan perikanan yang berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis)
dengan kemampuan businees inteligent serta memiliki keandalan interoperabilitas
sehingga bisa berbagi informasi secara luas. Selain itu berbagai database
informasi perikanan global dapat diakses. Seperti contohnya FIGIS (fisheris
global information system) yang menyediakan berbagai informasi seperti
statistik perikanan, peta sebaran ikan menurut spesies, issue dan topik
perikanan aktual, budidaya, perikanan laut dan teknologi penangkapan. Data
tersebut tersedia kapan dan dimana saja kita perlukan. Selain itu badan PBB FAO
juga telah menyediakan data dan informasi penting tentang bagaimana profil
perikanan di suatu negara dapat dipilih dengan mudah melalui situsnya.
Dalam kegiatan
penangkapan ikan, pertanyaan klasik yang sering kali mencuat adalah dimana ikan
di laut berada dan kapan bisa ditangkap dalam jumlah yang cukup besar.
Pertanyaan penting itu perlu dicari solusinya. Apalagi usaha penangkapan dengan
mencari daerah habitat ikan yang tidak menentu (asal-asalan) menimbulkan resiko
tinggi, yaitu pemborosan BBM, buang-buang waktu dan tenaga nelayan. Dengan
mengetahui area dimana ikan bisa ditangkap dalam jumlah yang besar tentunya akan
menghemat biaya operasi penangkapan. Salah satu alternatif yang menawarkan
solusi terbaik adalah mengkombinasikan kemampuan SIG dan penginderaan jauh
(inderaja) kelautan. Dengan teknologi inderaja faktor-faktor lingkungan laut
yang mempengaruhi distribusi, migrasi dan kelimpahan ikan dapat diperoleh
secara berkala, cepat dan dengan cakupan area yang luas. Faktor-faktor
lingkungan tersebut antara lain menyangkut suhu permukaan laut (SST), tingkat
konsentrasi klorofil, perbedaan tinggi permukaan laut, arah dan kecepatan arus
dan tingkat produktivitas primer. Ikan dengan mobilitasnya yang tinggi akan
lebih mudah dilacak di suatu area melalui sistem teknologi informasi, hal ini
dikarenakan ikan cenderung berkumpul pada kondisi lingkungan tertentu seperti arus
pusaran dan daerah front gradient pertemuan dua massa air yang berbeda baik itu
salinitas dan suhu (Adiansyah, 2011).
2.5 Manfaat Sistem Informasi
Geografis Dalam Perikanan dan Kelautan
Keuntungan yang diperoleh dari
ketersediaan sistem informasi perikanan Indonesia dapat dilihat dari 3 (tiga)
sisi yaitu sebagai pemberi data, sebagai pengambil keputusan, dan sebagai
pengguna informasi. Dari sisi pemberi data keuntungan diperoleh dengan adanya
pemanfaatan data yang lebih optimal dan peluang menjual informasi dengan
dimensi lebih luas. Sisi pengambil keputusan memperoleh manfaat di dalam
peningkatan pelayanan, pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat, maupun
kebijakan-kebijakan yang akan lebih efektif dan efisien. Sedangkan
dari sisi pengguna informasi nilai tambah ada pada berkurangnya risiko atas
tindakan yang tidak tepat, meningkatnya daya saing, dan meningkatnya keuntungan
(Jumardin, 2012).
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah :
1. Dengan teknologi inderaja
faktor-faktor lingkungan laut yang mempengaruhi distribusi, migrasi dan kelimpahan ikan dapat diperoleh secara berkala, cepat dan dengan cakupan area yang
luas.
2. Di
Indonesia penerapan teknologi penginderaan jauh ini, juga telah dilakukan,
tetapi masih belum maksimal dan menyeluruh, baru secara parsial pada
bidang-bidang tertentu saja.
3. Keuntungan
yang diperoleh dari ketersediaan sistem informasi perikanan Indonesia
dapat dilihat dari 3 (tiga) sisi yaitu sebagai pemberi data, sebagai
pengambil keputusan, dan sebagai pengguna informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abi, A. 2011. Aplikasi
SIG di Bidang Kelautan dan Perikanan. http://amahabas.wordpress.com/
Adiansyah, O.W. 2011. Sistem Informasi Kelautan dan Perikanan. http://ogywahyu.blogspot.com/
Aini, Aisah. 2007. Sistem Informasi Geografis dan Aplikasinya. http://www.pdf-io.com [16 Maret2012].
Anonymous. 2008. Pengantar Sistem Informasi Geografis. http://ipv6.ppk.itb.ac.id/
Anonymous. 2010 . Apakah SIG Itu? http://www.scribd.com/doc/86736896/
[diakses 15 Maret 2012]
Anonymous.2010. Teknologi GPS.http://geodesy.gd.itb.ac.id/ [25 April 2012]
Jumardin, 2012. Manfaat
SIG Sektor Kelautan Perikanan http://jumardin-caweli.blogspot.com/
Loppies, Ronny. 2010. Trend
Teknologi SIG dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam. http://sig-kehutanan.blogspot.com/
W., Muhammad. 2010. Teknologi Pengindaraan Jauh http://quickbirdonline.com. [diakses
4 April 2012]
Winardi.
2010. Penentuan Posisi Dengan GPS Untuk
Posisi Terumbu Karang .
http://www.coremap.or.id/downloads/GPS.pdf [diakses 25 April 2012]